Investor pasar modal disebut merasa optimistis terhadap data perekonomian Indonesia yang keluar pada awal tahun 2023. Dosen dan praktisi pasar modal Lanjar Nafi mengatakan, inflasi beserta data manufaktur di tanah air tercatat alami pertumbuhan. Sayangnya, rasa optimistis investor tersebut berubah menjadi waswas ketika Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed melakukan rapat dengan isyaratkan berlanjutnya kenaikan suku bunga.
"Optimisme berubah menjadi kekhawatiran setelah hasil FOMC minute serta kuatnya data ekonomi AS yang memberikan sinyal kenaikan suku bunga yang tetap berlanjut," kata Lanjar. Dengan demikian, beragam sentimen yang muncul pada awal tahun ini, membuat pasar modal tanah air bergerak cenderung melemah. "Pekan pertama di tahun 2023 alami pergerakan yang cenderung mengecewakan karena beragamnya sentimen dari luar maupun dalam negeri," pungkasnya.